Redwinbet Agen Judi Terpercaya

Friday, February 19, 2016

Waspada Demam Berdarah, Perhatikan 6 Hal Ini Agar Tak Kecolongan

Waspada Demam Berdarah, Perhatikan 6 Hal Ini Agar Tak Kecolongan 1 

Demam berdarah mengalami peningkatan kasus di awal musim hujan dan musim kemarau. Jika terlambat mendapat pertolongan, pasien bisa shock hingga mengalami kematian.

Dr dr Leonard Nainggolan, SpPD-KTPI, FINASIM, dari Divisi Tropik dan Penyakit Infeksi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RS Cipto Mangunkusumo, mengatakan demam berdarah memiliki risiko fatal bagi anak-anak dan kelompok lanjut usia. Telat mendapat penanganan, risikonya bisa meninggal dunia.

"Yang bahaya dari demam berdarah adalah adanya kebocoran plasma sehingga tubuh kekurangan zat energi yang bisa menyebabkan shock bahkan meninggal dunia," tutur dr Leo, dalam simposiun Zika dan Dengue di RSCM, Jl Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis (18/2/2016).

Agar tak kecolongan dan menyebabkan kematian, berikut 6 hal yang harus diperhatikan:

1. Penuhi kebutuhan cairan

Kebocoran plasma menyebabkan zat-zat nutrisi tak bisa diantar ke seluruh tubuh oleh darah. Karenanya, penting bagi pasien demam berdarah untuk terpenuhi kebutuhan cairannya.

"Kalau bisa jangan gunakan air putih biasa. Gunakan cairan yang mengandung elektrolit, isotonik, jus atau susu untuk menggantikan zat-zat gizi yang hilang akibat kebocoran plasma," ungkap dr Leo.

2. Waspada demam mendadak tinggi

Demam mendadak tinggi menjadi salah satu ciri demam berdarah yang sering terabaikan. Orang tua harus waspada jika anak tiba-tiba mengalami demam tinggi meskipun kelihatan sedang sehat.

"Misalnya anak kemarin sore masih main bola, lalu paginya demam mendadak tinggi hingga 39 derajat disertai rasa lemas, nyeri sendi dan sakit kepala, segera bawa ke dokter dan melakukan pemeriksaan demam berdarah," paparnya.

3. Perhatikan kepekatan urine

Kepekatan urine bisa menjadi salah satu penanda demam berdarah. dr Leo menjelaskan karena adanya kebocoran plasma, otomatis cairan darah berkurang, dan urine akan menjadi lebih pekat.

"Karena kebocoran plasma atau cairan darah, maka otomatis darah akan lebih pekat, yang membuat urine keluar lebih sedikit dan lebih pekat," ungkapnya lagi.

4. Waspadai perdarahan

Demam berdarah menyebabkan kebocoran plasma yang menimbulkan bintik dan ruam merah di kulit. Perdarahan juga bisa terjadi melalui usus, gusi, hingga saluran kencing.

"Kalau nggak ada ruam atau bintik merah bisa jadi perdarahan melalui gusi dan mulut, kencing berdarah atau buang air besar berdarah," papar dr Leo.

5. Jangan berikan angkak

Pemberian angkak tidak disarankan karena warnanya yang menyerupai darah. dr Erni J Nelwan, SpPD-KTPI mengaku khawatir hal ini mempersulit dokter yang melakukan pemeriksaan untuk mengetahui status pasien.

"Kalau mual atau kembung lalu diberi angkak dan muntah, sulit diketahui apakah muntahnya itu angkak atau darah karena sama-sama merah pekat. WHO juga sudah melarang pemberian angkak," ungkap dr Erni.

 6. Sari kurma dan jus jambu

Minuman sari kurma, jus jambu atau madu memang belum memiliki bukti ilmiah dapat meningkatkan trombosit atau menyembuhkan demam berdarah. Namun dr Leo mengatakan pemberian minuman-minuman ini boleh dilakukan asalkan dengan persetujuan pasien.

"Selama pasien tidak menolak dan merasa nyaman, alias tidak muntah, tidak eneg, tidak mual, saya rasa tidak apa-apa diberikan sari kurma atau jus jambu," ungkapnya.

0 comments:

Post a Comment