beritaterkini - Turis yang satu ini mendapat pelajaran berharga saat traveling ke Filipina. Dia berkenalan dengan orang-orang setempat yang sangat ramah, sampai makan-makan dan selfie bareng. Tapi setelahnya, uangnya dirampok!
Dirangkum detikTravel dari berbagai sumber, Rabu (17/2/2016) turis tersebut bernama Luis Simoes asal Portugal. Dia adalah seorang seniman yang 3 tahun terakhir melakukan perjalanan keliling dunia. Dia sudah mendatangi 36 negara di Eropa dan Asia, namun negara ke-37 yakni Filipina memberikan pengalaman yang tak pernah diduga dan tak pernah terlupakan.
Di bulan Desember 2015 kemarin, Luis menetap di Manila. Dia berkeliling ke berbagai destinasi di sana dan menggambar sketsa bangunan-bangunan bersejarah yang jadi hobinya. Semua berjalan baik-baik saja sampai datang dua wanita paruh baya yang menawarkannya ikut tur keliling kota.
Sudah sering bertemu orang asing dan suka berteman dengan orang-orang yang baru, Luis lantas mengiyakannya. Lagipula, mereka perangainya baik dan ramah. Tidak mencurigakan dan tidak ada gerak-gerik yang aneh.
Akhirnya, mereka mampir ke 199 Bar and Restaurant di, Arnaiz Street, Pasay City yang merupakan suatu kawasan di Manila. Di sana, mereka minum-minum dan datang seroang pria lainnya. Kedua wanita itu menjelaskan, kalau itu adalah sepupu mereka dan mau ikut bergabung. Luis tak masalah.
Mereka minum bir dan makan-makan. Si pria tersebut, juga menuangkan terus bir ke gelas Luis. Mereka semua bersenang-senang dan berselfie ria.
Hingga akhirnya, kepala Luis terasa sangat pusing dan dia merasa mabuk. Lantas saja, pria itu menanyakan di mana Luis bermalam untuk diantarkan balik. Kemudian setelah Luis menjawab, mereka semua masuk ke dalam mobil van yang sudah ada sepasang pria dan wanita. Lagi-lagi Luis tak merasa keberatan dan mengucapkan terimakasih sudah diantarkan.
Besoknya, ketika Luis terbangun dengan kepala yang sakit, dia langsung terbelalak. Ponsel dan kameranya masih ada, tapi semua foto-fotonya hilang termasuk foto-foto selfie dengan teman-temannya semalam. Kartu debitnya pun juga tidak ada. Luis langsung menghubungi bank dan memblokir kartu debitnya yang berisikan uang 40.000 Peso atau sekitar Rp 11,3 juta. Sayang, uangnya telah raib!
Luis sadar dirinya telah dirampok. Dirampok oleh perampok yang licik, yang berpura-pura menjadi orang baik. Beruntung, masih ada satu foto yang tidak terhapus. Satu foto selfie Luis bersama tiga perampoknya semalam. Dia jadikan barang bukti untuk melapor ke polisi.
Setelah melapor ke polisi, terungkaplah bahwa komplotan perampok itu adalah sindikat geng Avitan. Komplotan perampok yang suka mengincar turis dengan memberikan obat ke dalam minuman, kemudian mengambil semua uangnya. Geng yang terkenal sangat sulit dilacak!
Kejadian ini sangat melukai Luis. Bukan karena jumlah uangnya, tetapi karena masih ada saja orang-orang yang bagaikan serigala berbulu domba khususnya kepada turis. Luis yang awalnya mudah untuk bergaul dan percaya kepada orang-orang asing, kini harus lebih menutup diri.
"Sejak saat itu, saya jadi sulit memberi kepercayaan dan menemukan kebahagiaan dengan orang-orang baru. Manila memberi saya pengalaman terburuk untuk tidak mempercayai orang-orang yang membantu saya dengan terlihat tulus," kenang Luis seperti dilansir asiaone.
Dirangkum detikTravel dari berbagai sumber, Rabu (17/2/2016) turis tersebut bernama Luis Simoes asal Portugal. Dia adalah seorang seniman yang 3 tahun terakhir melakukan perjalanan keliling dunia. Dia sudah mendatangi 36 negara di Eropa dan Asia, namun negara ke-37 yakni Filipina memberikan pengalaman yang tak pernah diduga dan tak pernah terlupakan.
Di bulan Desember 2015 kemarin, Luis menetap di Manila. Dia berkeliling ke berbagai destinasi di sana dan menggambar sketsa bangunan-bangunan bersejarah yang jadi hobinya. Semua berjalan baik-baik saja sampai datang dua wanita paruh baya yang menawarkannya ikut tur keliling kota.
Sudah sering bertemu orang asing dan suka berteman dengan orang-orang yang baru, Luis lantas mengiyakannya. Lagipula, mereka perangainya baik dan ramah. Tidak mencurigakan dan tidak ada gerak-gerik yang aneh.
Akhirnya, mereka mampir ke 199 Bar and Restaurant di, Arnaiz Street, Pasay City yang merupakan suatu kawasan di Manila. Di sana, mereka minum-minum dan datang seroang pria lainnya. Kedua wanita itu menjelaskan, kalau itu adalah sepupu mereka dan mau ikut bergabung. Luis tak masalah.
Mereka minum bir dan makan-makan. Si pria tersebut, juga menuangkan terus bir ke gelas Luis. Mereka semua bersenang-senang dan berselfie ria.
Hingga akhirnya, kepala Luis terasa sangat pusing dan dia merasa mabuk. Lantas saja, pria itu menanyakan di mana Luis bermalam untuk diantarkan balik. Kemudian setelah Luis menjawab, mereka semua masuk ke dalam mobil van yang sudah ada sepasang pria dan wanita. Lagi-lagi Luis tak merasa keberatan dan mengucapkan terimakasih sudah diantarkan.
Besoknya, ketika Luis terbangun dengan kepala yang sakit, dia langsung terbelalak. Ponsel dan kameranya masih ada, tapi semua foto-fotonya hilang termasuk foto-foto selfie dengan teman-temannya semalam. Kartu debitnya pun juga tidak ada. Luis langsung menghubungi bank dan memblokir kartu debitnya yang berisikan uang 40.000 Peso atau sekitar Rp 11,3 juta. Sayang, uangnya telah raib!
Luis sadar dirinya telah dirampok. Dirampok oleh perampok yang licik, yang berpura-pura menjadi orang baik. Beruntung, masih ada satu foto yang tidak terhapus. Satu foto selfie Luis bersama tiga perampoknya semalam. Dia jadikan barang bukti untuk melapor ke polisi.
Setelah melapor ke polisi, terungkaplah bahwa komplotan perampok itu adalah sindikat geng Avitan. Komplotan perampok yang suka mengincar turis dengan memberikan obat ke dalam minuman, kemudian mengambil semua uangnya. Geng yang terkenal sangat sulit dilacak!
Kejadian ini sangat melukai Luis. Bukan karena jumlah uangnya, tetapi karena masih ada saja orang-orang yang bagaikan serigala berbulu domba khususnya kepada turis. Luis yang awalnya mudah untuk bergaul dan percaya kepada orang-orang asing, kini harus lebih menutup diri.
"Sejak saat itu, saya jadi sulit memberi kepercayaan dan menemukan kebahagiaan dengan orang-orang baru. Manila memberi saya pengalaman terburuk untuk tidak mempercayai orang-orang yang membantu saya dengan terlihat tulus," kenang Luis seperti dilansir asiaone.
0 comments:
Post a Comment